BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata kuliah ilmu usaha tani mengadakan praktek lapang tentang
analisis usaha tani timun dan dalam peraktek lapang bisa menjadi hal terpenting
bagi mahasiswa karena dalam kegiatan ini, mahasiswa dituntut agar bisa
melakukan analisis usaha tani terhadap suatu tanaman timun mulai dari penanaman
hingga pemanenan.
Pengalaman Praktek di lapangan sangat membantu mahasiswa dalam
pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada bidang agribisnis, serta
dapat belajar menghayati kehidupan nyata di masyarakat. Dengan demikian,
mahasiswa di harapkan menjadi petani yang memiliki jiwa mandiri dalam
berwirausaha, serta memiliki wawasan agribisnis masa depan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu tanaman timun
2. Bagaimana tehnik budidaya tanaman timun
3. Bagaimana analisis usaha tani tanaman timun
1.3. Tujuan Makalah ini bertujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui agribisnis budidaya tanaman mentimun baik
secara teknis, ekonomis maupun sosial.
2.
Melatih ilmu pengetahuan pertanian dan teknologi yang di dapat dari kampus
untuk di kembangkan atau di praktikan di unit petani atau perusahaan pertanian
yang bergerak di bidang agribisnis.
3. mahasiswa dituntut agar bisa melakukan
analisis usaha dari tanaman mentimun.
BAB II.
PEMBAHASAN
Mentimun atau ketimun atau timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari
keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae).
Mentimun berasal dari benua Asia, beberapa sumber literatur menyebutkan daerah
asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal
dari Asia Selatan. Untuk perkembangan mentimun kebanyakan usahatani mentimun
masih dianggap usaha sampingan sehingga rata-rata hasil mentimun secara
nasional masih rendah yakni antara 3,5-4,8 ton/hektar.
Peningkatan produksi dan produktivitas mentimun penting artinya
bagi pemenuhan kebutuhan pasar (konsumen) dalam negeri maupun luar negeri.
Bagian tanaman mentimun yang di manfaatkan yaitu buah muda untuk di jadikan
bahan sayuran, misalnya acar dan lalaban, selain itu mentimun juga sering di
manfaatkan untuk kecantikan (sarana kosmetika), menjaga kesehatan tubuh, serta
mengobati beberapa jenis penyakit.
2.1. TAKSONOMI TANAMAN MENTIMUN
Kedudukan tanaman mentimun dalam tatanama tumbuhan, diklasifikasikan
Kedalam :
Divisio :
Spermatophyta
Sub-Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis
Sativus L.
2.2. MORFOLOGI TANAMAN MENTIMUN
2.2. MORFOLOGI TANAMAN MENTIMUN
Mentimun termasuk tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantara
pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Batangnya basah, berbulu serta
berbuku-buku. Tinggi tanaman dapat mencapai 50cm - 250cm, bercabang dan
bersulur yang tumbuh di sisi tangkai daun.
Daun mentimun berbentuk
bulat lebar, bersegi mirip jantung, dan bagian ujung daun meruncing, serta
tumbuh berselang seling keluar buku-buku (ruas) batang. Perakaran mentimun
memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar. Bunga mentimun berbentuk mirip
terompet, mahkota bunganya berwarna putih atau kuning cerah. Buah mentimun
letaknya menggantung dari ketiak antara daun dan batang, bentuk buah bulat
panjang atau bulat pendek. Kulit buah mentimun ada yang berbintil-bintil ada
pula yang halus. Warna kulitnya antara hijau keputih-putihan, hijau muda, dan
hijau gelap.
Biji mentimun bentuknya
pipih, kulitnya berwarna putih atau putih kekuning-kuningan sampai coklat. Biji
dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman.
2.3. KEGUNAAN TANAMAN MENTIMUN
Bagian tanaman mentimun yang paling banyak dijadikan bahan
sayuran adalah buah muda. Buah mentimun muda dapat di buat acar, pencampuran
lotek (gado-gado), asinan dll. Kegunaan mengonsumsi buah mentimun muda, selain
menambah cita rasa makan juga mengandung gizi cukup tinggi untuk kesehatan
tubuh, dan juga sering digunakan sebagai perawatan kecantikan.
2.4. Teknik Produksi
1) Penyiapan media tanam
2) Pengolahan tanah di
polibeg.
3) Penyiapan benih.
4) Penanaman.
5) Pemeliharaan tanaman.
a. pengairan
b. penyulaman
c. pembumbunan
d. pemupukan susulan
e. pemasangan turus
f. pengikatan sulur
tanaman
g. pengendalian gulma
(penyiangan)
h. pengendalian hama dan
penyakit
2.5. PELAKSANAAN
1. Waktu dan Lokasi
Kegiatan Praktik dilaksanakan terhitung dari tanggal 27 oktober
2015 sampai dengan sekarang. Komoditi yang diusahakan adalah usaha budidaya
tanaman mentimun (Cucumis sativus L.).
Adapun tempat dan
lokasi pelaksanaan budidaya tanaman
mentimun terletak di wilayah situbondo dan bondowoso di pekarangan rumah
masing-masing.
2. Kegiatan-kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh mahasiswa di lokasi
meliputi kegiatan Kerja Pengalaman (KP) yang berkaitan langsung dengan komoditi
tanaman yang di usahakan serta dilakukan analisis usaha tani.
2.6. Teknik Produksi
A.
Syarat Tumbuh
Sebelum melakukan
budidaya pada tanaman mentimun, perlu diketahui syarat tumbuh yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Khususnya tanaman mentimun, dimaksudkan agar tanaman
tersebut dapat tumbuh dan beradaptasi serta berkembang dengan baik sehingga
produksi hasilnya meningkat.
1) Syarat Iklim
Daerah : Tropis
- SubTropis
Ketinggian tempat : 100 m2 – 900 m2
Sinar matahari : 90%
Kelembapan : 80% - 85%
Curah hujan : 200mm – 400mm/bulan
Suhu : 210C –
300C
2) Syarat Tanah
Tanah yang digunakan
adalah tanah subur dan remah, juga terbatas dari serangan hama dan penyakit
serta memilki pH antara 6 – 7. Di tanam pada tanah bertekstur lempung yang baik
draenasenya.
B.
Teknik Budidaya Tanaman Mentimun
1) Penyiapan Lahan
Lahan yang digunakan
untuk usaha budidaya tanaman mentimun . Dengan tempat yang stategis dan akses
air yang mudah. Tujuan penyiapan lahan adalah untuk memudahkan dalam pengolahan
tanah. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan membersihkan terlebih dahulu
lahan yang akan digunakan dari rumput-rumput liar dan sisa-sisa tanaman tidak
berguna agar tidak menjadi sarang penyakit.
2) Pengolahan tanah pada
polibeg
Pengolahan tanah
bertujuan untuk menggemburkan tanah. Tanah yang diolah terlebih akan memudahkan
akar masuk ke dalam permukaan tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dapat berlangsung dengan baik. Setelah terbentuk taburkan pupuk dasar Phonska
500 kg/Ha secara merata. Kemudian tutup pupuk tersebut dengan cara membalikan
tanah sambil di gembur-gemburkan lalu dirapihkan kembali.
3) Penyiapan benih
Benih mentimun disiapkan
sebelum penanaman. Benih mentimun (Cucumis
sativus L) yang digunakan merupakan benih yang baik.
Ciri – ciri benih yang baik :
Benih murni atau tidak tercampur dengan benih varietas lain dan kotoran
Besar biji seragam dan bernas
Daya kecambah tinggi > 85%
Resisten terhadap suatu hama dan penyakit
Benih yang dibutuhkan untuk
lahan 20.000 m2 (2 Ha) ± 80 bungkus dengan isi per bungkusnya 800
biji.
4) Penanaman
Penanaman mentimun dilakukan pada pagi hari dengan sistem
Tabela (Tanam Benih Langsung) di lahan pertanaman. Setelah menentukan jarak
tanam dan di buat lubang tanam, segera tanamkan benih mentimun ke dalam lubang
tanam dengan jumlah 2 biji/lubang tanam, namun hanya 1 bibit tanaman yang
dipelihara karena bibit yang satu digunakan sebagai cadangan untuk pemeliharaan
tanaman (penyulaman). Kemudian tutup lubang tanam tersebut dengan pupuk kompos
dengan dosis 500 kg/Ha hingga hampir
memenuhi lubang tanam dan taburkan pupuk NPK Mutiara dengan dosis 25 kg/Ha.
Lalu siram tanah dengan air hingga cukup basah.
5) Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemeliharaan
yang dilakukan penulis pada tanaman mentimun meliputi kegiatan :
a.
Penyiraman/Pengairan
b.
Penyulaman
c.
Pembumbunan
d.
Pemupukan susulan
e.
Pemasangan turus
f.
Pengikatan sulur tanaman
g.
Pengendalian gulma (penyiangan)
h.
Pengendalian Hama dan Penyakit
BAB III
Penanganan Panen dan Pasca Panen
3.1.
Penanganan Panen
Panen buah mentimun
dilakukan pada saat tanaman berumur 35 hst. Selanjutnya dilakukan setiap hari
secara berturut-turut sebayak 33 kali pemanenan.
Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik langsung dan tangkainya secara
manual menggunakan tangan. Ciri-ciri buah mentimun yang siap di panen adalah
buah berwarna hijau muda cerah, bentuknya lurus dan tidak cacat dan berukuran
sedang.
3.2. Pasca Panen
Buah mentimun hasil panen dikumpulkan dalam wadah atau karung lalu disimpan
di tempat yang sejuk, agar buah mentimun tetap segar.
Kegiatan pasca panen buah mentimun meliputi :
a.
Buah hasil panen dikumpulkan
b.
Penimbangan
c.
Buah siap di jual pada pembeli (pengumpul dan pengecer)
3.3. Pemasaran Hasil
Setelah dilakukan
pemanenan, buah mentimun di jual langsung ke pedagang pengumpul (tengkulak)
tetapi pada akhir dilakukan pemanenan yaitu produksi berkurang dan buah yang di
hasilkan kurang baik, petani menjualnya langsung ke pengecer yang dating ke
kebun, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya
kerugian. Jika digambarkan dalam rantai tata niaga adalah sebagai berikut :
Produsen – Pengepul – Pengecer Konsumen
3.4.
Analisa Usahatani
Sebelum menganalisa
secara ekonomi tentang usaha dan tataniaga meneliti tanaman mentimun, maka
terlebih dahulu perlu dijelaskan data teknis budidayanya. Usaha ini berlangsung
selama 1 MT (Musim Tanam) . yaitu tiap orang dalam satu kelompok diwajibkan
menanam 10 biji mentimun yaitu:
NO.
|
Nama
|
Jumlah tanaman
|
|
hidup
|
mati
|
||
1
|
Mohammad hanafi
|
8
|
2
|
2
|
Rovianto
|
1
|
9
|
3
|
Ahmad baihaqi
|
9
|
1
|
4
|
Sahlan efendi
|
6
|
4
|
jumlah
|
24
|
16
|
1. Input
Input atau biaya adalah
nilai-nilai ekonomis yang tidak dapat dihindari atau diperlukan, yang dapat diperkirakan dan dapat di ukur untuk menghasilkan suatu
produk.
Input total
= Biaya variabel total + Biaya tetap total
= Rp. 256.000 + Rp. 0
= Rp. 256.000
Berikut ini merupakan
rincian biaya variabel total dan biaya tetap total yang dikeluarkan dalam satu
kelompok untuk membiayai usaha budidaya mentimun secara keseluruhan, dengan
rincian sebagai berikut:
1.) Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan
besaran produksi. Adapun biaya variabel total pada usaha budidaya tanaman mentimun,
meliputi :
a. Beli
bibit = Rp. 16.000,-
b. Beli
polibeg 20 (@Rp. 2000,-) = Rp. 40.000,-
c.
Biaya lain-lain =
Rp. 200.000,-
Jumlah biaya variabel total =Rp. 256.000,-
2.) Biaya tetap
Biaya tetap adalah
biaya besar kecilnya tidak tergantung oleh besaran produksi. Adapun biaya tetap
pada usaha budidaya mentimun meliputi :
Karena kita
memanfaatkan pekarangan rumah sehingga biaya untuk lahan 0 (kosong) dan
penggunaan alat-alat manual
Jumlah biaya tetap
total =Rp. 0,-
2. Output
Output atau penerimaan
adalah nilai seluruh hasil yang diperoleh dari suatu usaha (Rp). Output atau
penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah total hasil panen dengan
harga jual rata-rata.
Adapun penerimaan total
dari usaha mentimun karena masih dalam proses pertumbuhan dan masih belum
berbuah sehingga output dari budidaya mentimun ini masih 0 (kosong).
BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1. Masalah
Masalah yang dihadapi
penulis selama melaksanakan PKU Budidaya Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) yaitu :
1.
Penyakit Bercak Daun yang menyerang daun muda dan tua.
2.
Gulma yang tumbuh pada sekitar tanaman.
3.
Keadaan cuaca yang tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
mentimun.
4.2. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang dilakukan penulis adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk penyakit bercak daun dapat dilakukan dengan cara melakukan pergiliran
tanaman serta di semprot dengan Bakterisida.
2.
Untuk gulma dapat dilakukan secara manual dengan cara dicabut satu-persatu .
3.
Untuk keadaan cuaca dilakukan dengan cara tidak menanam mentimun pada saat
cuaca extrim (cuaca tidak mendukung).
BAB IV.
Kesimpulan
Prospek pengembangan usaha tanaman mentimun (Cucumis sativus L) semakin hari semakin
baik pemasarannya karena buah mentimun banyak digemari oleh masyarakat luas.
Budidaya tanaman mentimun ini cukup mudah untuk dibudidayakan karena tanaman
mentimun memiliki daya adaptasi yang
tinggi baik di daratan rendah maupun daratan tinggi serta hasil produksi yang
banyak.
Buah mentimun pun mempunyai peranan yang cukup besar
terhadap peningkatan pendapatan maupun taraf hidup petani dan pelengkap kebutuhan pangan
masyarakat. Yang membuat petani mempunyai prospek peluang pasar sangat cerah
dan terbuka lebar bagi setiap petani khususnya petani mentimun.
1. Secara teknis, mentimun
merupakan tanaman mudah dibudidayakan, karena tidak memerlukan perlakuan secara
khusus hanya memerlukan keuletan dan ketelitan.
2. Secara ekonomi, dilihat
dari analisa usaha budidaya tanaman mentimun cukup menguntungkan apabila
dijadikan usaha.
3. Secara sosial, mampu
menyerap tenaga kerja, dan juga mampu meningkatkan nila gizi bagi masyarakat.
Bahkan pada saat ini mentimun tidak hanya dipakai sebagai
lalaban, tetapi dapat juga dijadikan bahan baku acar dan salad. Dan dapat
dijadikan campuran bahan dasar kosmetik. Dari uraian di atas maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa tanaman mentimun memiliki pengembangan usaha yang
cukup luas karena selain menguntungkan bagi petani dalam pemasarannya juga bagi
para pengusaha acar, salad, kosmetik dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Endah lestari, Cucu.2010.”Budidaya
Tanaman Mentimun”. Karawang.
Haerunisa.2011.”Budidaya Tanaman
Mentimun”. Karawang.
Nakim.2011.”Budidaya Tanaman Mentimun”.
Karawang.
Rukmana, Rahmat.1996.”Budidaya
mentimun”. Kanisius : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar